Mengungkap Potensi Bunga Telang sebagai Pewarna Alami Melalui Webinar Online Sharing Session

Aditya Bhatara

 

Pewarna alami semakin menjadi sorotan dalam industri pangan, menggantikan penggunaan pewarna artifisial yang dinilai memiliki potensi bahaya bagi kesehatan manusia jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang. Memahami hal ini, Fakultas Food Technology Swiss German University, membuat webinar online sharing session tentang “Ekstraksi dan Standar Mutu Ekstrak Bunga Telang Sebagai Pewarna Alami Pangan” yang dilaksanakan pada hari sabtu 9 maret 2024.

Dr. Ir. Abdullah Muzi Marpaung, MP sebagai pembicara dalam kegiatan ini. Acara diawali dengan sambutan dari Dr. Irvan S. Kartawiria, S.T., M.Sc., selaku Ketua Program Studi Food Technology di SGU (Swiss German University).Di tengah upaya untuk mengurangi penggunaan pewarna buatan, Lili Defi Z., SPt., M.Si, perwakilan dari BPOM, memberikan wawasan tentang pentingnya menggunakan pewarna alami. Dalam konteks ini, bunga telang menonjol sebagai salah satu kandidat utama.

Dalam sesi diskusi, dibahas mengapa bunga telang menjadi pilihan yang menarik untuk diekstraksi sebagai pewarna alami. Pertama, bahan bakunya mudah didapat, memudahkan akses dan produksi massal. Kedua, teknologi yang diperlukan relatif sederhana, sehingga dapat diaplikasikan oleh berbagai kalangan dengan modal dan pengetahuan yang terbatas. Ketiga, persyaratan keamanan dan mutunya relatif ringan, meminimalisir risiko efek samping yang berbahaya bagi kesehatan. Keempat, analisis parameter mutu dari bunga telang relatif mudah, murah, dan cepat dilakukan, mempercepat proses penel    itian dan produksi. Kelima, kinerjanya sebagai pewarna alami dianggap relatif terbaik dan unik, memberikan nilai tambah pada produk pangan. Bapak Muzi juga mengulas dua jenis bunga telang yang paling potensial untuk diekstraksi, yaitu Double Flower Type dan Wild Type. Karakteristik keduanya dianalisis secara mendalam untuk memahami potensi pewarna alami yang dapat dihasilkan.

Partisipasi yang aktif dari berbagai sektor, termasuk praktisi industri, petani bunga telang, dosen, peneliti, dan masyarakat umum, menunjukkan minat yang tinggi terhadap penggunaan pewarna alami dalam industri pangan. Meskipun diselenggarakan secara daring, webinar ini berhasil menarik perhatian lebih dari 40 peserta di platform Zoom, serta tercatat sekitar 15 penonton di platform YouTube.


Dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak menjadi modal penting dalam mengembangkan dan mengimplementasikan pewarna alami sebagai alternatif yang aman dan berkualitas tinggi bagi industri pangan di masa depan. Semoga, melalui langkah-langkah seperti ini, Indonesia dapat menjadi produsen pewarna alami yang kompetitif dan inovatif, mengurangi ketergantungan pada pewarna artifisial dan meningkatkan keamanan pangan secara keseluruhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *