Aditya Bhatara
Dr. Ir. Abdullah Muzi Marpaung, MP, beliau tidak hanya dikenal sebagai seorang dosen yang berdedikasi dalam dunia akademisi, namun juga sebagai seorang penulis karya sastra. Salah satu karyanya, sebuah buku berjudul “Lelaki yang Tak Pernah Bertemu Hujan dan Ruas Jalan yang Selalu Kusapu Untukmu,” serta buku antologi kumpulan puisi “Catatan Hari Kemarin”.
Dalam buku kumpulan cerpen ini, Dr. Abdullah Muzi Marpaung membawa pembaca masuk ke dalam alam batin tokoh-tokoh yang hidup di Kepulauan Riau. Cerpen-cerpen yang berjumlah 16 cerita pendek yang sebagian besar ditulis dalam nuansa dan tutur Bahasa Melayu Bintan, Kepulauan Riau.
Selain kumpulan cerpen, Dr. Abdullah Muzi Marpaung juga menghadirkan “Catatan Hari Kemarin,” sebuah kumpulan puisi yang berisi 85 puisi pada buku antologi puisi ini. Kini buku cerpen berjudul “Lelaki yang Tak Pernah Bertemu Hujan dan Ruas Jalan yang Selalu Kusapu Untukmu,” dan dan buku antologi puisi yang berjudul “Catatan Hari Kemarin,” akan menjadi bagian dari koleksi perpustakaan Pemkab Bintan dan Pemprov Kepulauan Riau. Total ada 6 buah buku yang diberikan pada tiap perpustakaan.
Sambutan hangat yang diterima dikedua perpustakaan tersebut, menggambarkan apresiasi tinggi terhadap upaya penulis dalam mengabadikan warisan budaya dan cerita lokal. Keputusan untuk menempatkan karya-karya Dr. Abdullah Muzi Marpaung di lemari khusus untuk penulis dari Kepulauan Riau menjadi bentuk penghormatan atas kontribusi beliau dalam mengangkat potensi sastra daerah.
Semoga karya-karya ini tidak hanya menjadi bacaan yang menyenangkan tetapi juga mampu menginspirasi generasi muda Kepulauan Riau untuk mencintai dan melestarikan kekayaan budaya serta kearifan lokal. Melalui literasi, Dr. Abdullah Muzi Marpaung telah memberikan kontribusi berharga untuk memperkaya warisan intelektual Kepulauan Riau yang akan terus dihargai dan diwariskan kepada generasi mendatang.